Pembuat Murid

Perlu melati h dan mendampingi seorang murid untuk mulai terlibat secara praktis dalam kehidupan sosial secara spesifik sebagai garam dan terang di sekitarnya (Mat 5:13-16). Hal ini bisa menolongnya untuk menemukan apa yang menjadi panggilan hidupnya dan memiliki hati untuk terjun ke dunia secara konkret untuk menghadirkan kerajaan Allah yang memberi dampak pada lingkungan dimana Tuhan menempatkan.

Kehidupannya sebagai seorang murid makin berakar ke dalam yang ditandai dengan kerinduannya untuk berelasi makin dalam dengan Allah seperti yang diungkapkan oleh Rasul Paulus dalam Filipi 3:10-11 dan makin berkembang dalam keterampilan-keterampilan untuk menolong orang lain.

Ini adalah buah dari seorang murid yang membawa jiwa baru dan membinanya menjadi murid Kristus seperti yang diamanatkan dalam Mat 28:18-20. Ia tidak hanya puas membawa orang bertobat, tetapi ia bersedia memperjuangkan bayi rohani untuk tumbuh menjadi dewasa rohani. Kerinduannya untuk mengerjakan amanat agung ini membuatnya bersedia untuk membagikan hidupnya kepada orang yang dibinanya dan mengajarkan kebenaran yang dihidupinya (1Tes 2:8,11). Seorang murid akan hidup seturut kehendak Sang Guru dan hanya seorang murid yang bisa menghasilkan seorang murid (1 Tim 2:2), karena murid dibuat bukan dilahirkan.

Dalam proses memuridkan diperlukan tindakan mengasuh, merawat dan memelihara seperti yang dilakukan oleh seorang ibu kepada anaknya (1 Tes 2:8), hal ini membutuhkan kesediaan untuk melayani dan memberi diri (berkorban). Demikian juga untuk bertumbuh, bayi rohani membutuhkan makanan rohani yaitu firman Tuhan yang diajarkan secara intensif dan sengaja (1 Tes 2:11, 2 Tim 3:16-17). Apa yang diajarkan dan dilatihkannya adalah kebenaran yang di hidupnya sehingga orang yang dibinanya dapat mencontoh hidupnya dalam Tuhan. Karena fokus pelayanan pemuridan adalah membentuk pribadi-pribadi menjadi serupa Kristus, maka seorang murid hanya bisa dibuat jika ada teladan hidup dari murid yang lain (1 Kor 11:1).